Red velvet cake
Red Velvet
Cake ternyata sudah ada sejak jaman perang dunia kedua, yakni sekitar tahun
1940-an. Cake yang dulu popular di Amerika Serikat ini merupakan cake yang
disajikan untuk para tentara. Jadi sejarahnya, cake ini muncul saat perang
dunia kedua. Waktu itu, para pastry
chef mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan pembuat kue seperti
pewarna makanan karena di negara Paman Sam itu sedang mengalami krisis ekonomi
yang cukup parah. Akhirnya mereka membuat inovasi kuliner yang tidak terduga.
Berhubung buah bit yang termasuk dalam ras umbi-umbian ini banyak ditemui di
negara tersebut, para pastry
chef akhirnya menggunakan sari buah bit untuk mewarnai cake buatan mereka
sehingga lahirlah Red Velvet Cake.
Selain warna
merah menyala yang menjadi daya tarik utama keseksian Red Velvet, keistimewaan
dari cake ini terletak dari krim olesannya. Jika umumnya krim olesan cake
terbuat dari mentega putih atau krim putih telur alias maringue, krim olesan
pada Red Velvet menggunakan cream cheese yang dipadu dengan vanilli dan sedikit
gula bubuk sehingga menghasilkan rasa asam, gurih, dan manis menjadi satu.
Ditambah dari tekstur cake yang lembut dan lembab, menjadikan cake yang juga
dijuluki Devilâ??s Food ini. Kenapa dijuluki Devilâ??s Food? Karena warna
merahnya menyimbolkan sosok devil dan juga pertumpahan darah pada masa perang
dunia.
Crepes
Bila dilihat dari sejarahnya, usia
Crepes sudah sangat tua. Menurut beberapa sumber, crepes dikenal ribuan tahun
lalu. Pada jaman dulu orang sudah menikmati crepes dengan berbagai bentuk.
Crepes dikenal sebagai kue dadar yang dimasak di atas wajan datar. Eropa
mengklaim sebagai tempat lahirnya crepes. Sementara sebuah teks dari Celtic,
Irlandia menyebut kebiasaan masyarakat di sana menyantap crepes sejak abad 18.
Sementara itu beberapa sumber
mengatakan bahwa resep crepes ditemukan pertama kali di Perancis pada tahun
1390. Memang, banyak sekali teori yang menyebutkan soal sejarah crepes, bahkan
dengan berbagai resepnya. Tetapi dalam prakteknya proses pembuatan crepes tidak
semudah sebagaimana yang sudah banyak ditulis.
Di Perancis, crepe juga disajikan
sebagai hidangan utama. Disinilah sajian crepe buckwheat modern paling umum
disajikan, walaupun crepe terigu juga mudah digunakan.Crepe dapat diisi dengan
keju, sayur-mayur, daging, dan kadang-kadang telur. Baik toko crepe di Perancis
maupun di Amerika Serikat menawarkan beragam variasi bagi pelanggan untuk
memesan makanan baik sebagai hidangan utama maupun hidangan penutup (dessert)
yang keseluruhan sajiannya berupa crepe
Sanggara Belanda
Menurut bahasa Bugis – Makassar,
sanggara berarti pisang goreng. Sementara Balanda merupakan julukan untuk warga
negara Belanda yang saat itu menjajah tanah Sulawesi Selatan. Jadi bisa
diartikan Sanggara Balanda adalah pisang goreng Belanda.
Ciri khas dari kuliner ini adalah
harus menggunakan pisang raja yang bagus matangnya, tidak boleh menggunakan
pisang lain, karena beda aroma dan rasanya. Pisang raja tinggi kandungan
gulanya, sehingga kalau digoreng akan terjadi proses karamelisasi yang
menghasilkan aroma yang khas.
Pisang digoreng dua kali. Yang
pertama untuk mendapatkan aroma khas gorengan pisang raja, yang kedua untuk
menempelkan baluran telurnya. Kalau langsung dicelup dan digoreng akan beda
aromanya.
Kenapa
namanya Sanggara Balanda? Apakah karena asalnya dari Belanda? Meski hanya makanan tradisional
sederhana, konon warga Belanda sangat menyukai kue ini. Kemungkinan ini lah
yang menjadi alasan sampai di belakang namanya ada kata
Belanda-nya
Komentar
Posting Komentar