Describe Food 8

1. Lapis surabaya


Konon, menurut sejarahnya, kue lapis Surabaya merupakan warisan dari Hindia Belanda. Dulu kue ini dikenal dengan nama spekkoek atau kue lapis. Dan kemudian berkembang dan disesuaikan dengan lidah orang Indonesia khususnya Surabaya sampai menjadi yang seperti sekarang ini.

Memang kue dengan cita rasa manis ini populer di Surabaya. Namun, kue yang lebih dikenal dengan nama bolu lapis Surabaya kini semakin dikenal bahkan ke mancanegara. Ciri khas bolu dengan tekstur yang lembut menjadikan bolu lapis Surabaya kerap kali dijadikan sebagai bingkisan di hari spesial.

Sayangnya, tidak banyak informasi tentang asal muasal bolu lapis Surabaya. Apakah memang berasal dari Surabaya atau bukan. Namun, dilansir dari Wikipedia, nama awal kue lapis dari ambil dari bahasa Belanda yaitu Spekkoek. Sejarah kue lapis ini tidak bisa dipisahkan dari penguasaan kolonialisme Belanda pada jaman penjajahan.

Bedanya dengan lapis legit, memiliki tekstur lebih keras dan berlapis-lapis. Sedangkan lapis Surabaya bertekstur lembut dan empuk serta memiliki tiga atau dua lapis saja. Masing-masing kue ini memiliki penggemar sendiri-sendiri.
ake berbentuk lapisan kuning dan coklat ini menjadi oleh-oleh wajib yang dibawa wisatawan saat berkunjung ke kota Surabaya. Rasanya yang lembut, gurih, dan manis selai menjadi daya pikat dan favorit para turis lokal dan mancanegara.

Kue lapis Surabaya ada yang terdiri dari dua lapis dan tiga lapis. Yakni warna kuning dan coklat, atau kuning, coklat dan kuning lagi.

2. Brownies


Sejarah Brownies pertama kali muncul di hadapan publik pada tahun 1893. Saat itu digelar sebuah acara berupa pameran yang bertajuk Columbian Exposition yang diselenggarakan salah satu kota besar di Amerika, Chicago, Illinois. Pada saat itu seorang koki dari Hotel Palmer House membuat suatu inovasi kue setelah sang pemilik hotel Bertha Palmer memintanya untuk menghidangkan makanan penutup untuknya dan para perempuan yang hadir pada pameran tersebut. Sang koki diminta untuk membuat kue yang lain daripada yg lain dipotong kecil-kecil agar mudah dimakan.

Sungguh sangat sulit untuk memastikan asal mula kue brownies ini, konon dari banyaknya cerita yang beredar, kue brownies berawal dari seorang koki yang lupa memasukkan bahan kue pengembang yang disebut baking powder dalam resep adonan kue bolu coklatnya. Sehingga alhasil setelah kue bolu tersebut dipanggang tidak mengembang seperti halnya kue-kue bolu yang biasa dia buat. Tekstur kue bolu coklat yang harusnya lembut, tebal, dan banyak berpori, menjadi bantat, padat dan sedikit basah.

Adapun cerita lainnya tentang asal mula brownies adalah diceritakan seorang pemuda pengusaha kue yang mengalami krisis keuangan dan hampir membuat usahanya gulung tikar. Dia punya seorang karyawan yang masih temannya sendiri yang setiap pagi akan menjualkan kue-kue buatannya. Pada suatu hari dengan modal terakhir yang dia miliki, pemuda pengusaha kue tersebut membeli bahan-bahan untuk membuat kue coklat.

Hampir semalam suntuk dia berusaha keras membuat kue coklat lezat seperti yang tertera pada resep kue coklat. Pekerjaannya baru selesai saat fajar tiba. Namun alangkah kecewanya pemuda tersebut setelah melihat hasil kue coklatnya yang jauh berbeda dari yang terdapat pada buku panduan resep kue coklat. Modal terakhir yang dia punya pun telah habis untuk bahan-bahan kue coklat tersebut

Seperti biasanya pada pagi harinya sang karyawan datang mengambil kue hasil buatan majikannya tersebut. Tanpa bertanya karena melihat sang majikan tengah tertidur lelap akibat kelelahan membuat kue semalaman, dia mengambil kue-kue coklat tersebut dan menjualnya pada para pelanggan kue sang majikan. Para pelanggan sangat menikmati kue coklat itu dan kembali memesan untuk keesokan harinya, mereka mengira kue itu resep baru dari si pemuda tersebut. Dengan banyaknya pesanan kue coklat yang dikira gagal itu sang pemuda selamat dari gulung tikar.


3. Pudding


Puding adalah sebuah hidangan penutup yang umumnya dibuat dari bahan-bahan yang direbus, dikukus, atau dipanggang. Istilah puding juga dapat dipakai untuk berbagai jenis pai yang berisi campuran lemak hewan, daging, atau buah-buahan yang dipanggang, direbus, atau dikukus.

Pada umumnya, puding dengan bahan baku susu (yogurt), tepung maizena, tapioka, atau telur dihidangkan setelah didinginkan lebih dulu. Puding seperti ini bisa memiliki rasanya manis dengan menggunakan perisa coklat, karamel, vanila, atau dengan buah-buahan. Puding agar-agar dibuat dengan mencampur agar-agar bersama susu, tepung maizena, atau telur kocok. Puding agar-agar sering dihidangkan dengan saus yang disebut vla. Saat ini sudah terdapat tepung puding instan yang memudahkan orang membuat puding karena hanya perlu dicampur susu atau air lalu dipanaskan diatas kompor.

Di Indonesia terdapat berbagai jenis puding rasa tradisional yang memakai kelapa muda, gula merah, santan, tapai ketan hitam, atau campuran daun suji dan daun pandan. Buah-buahan yang dipakai untuk puding misalnya: jeruk, nanas, sirsak, mangga, atau markisa[1].

Selain rasanya yang enak, puding juga memiliki beragam manfaat. Bagi anak-anak puding bisa digunakan sebagai cara sehat untuk mendapatkan kalsium yang bersasal dari susu, kandungan vitamin dan mineral, protein serta serat.

Puding berasal dari bahasa Prancis, boudin yang berarti "sosis darah", dari bahasa Latin, botellus yang berarti "sosis kecil". Istilah pudding digunakan Eropa abad pertengahan untuk hidangan dari daging yang dibungkus.[2]

Tidak semua puding rasanya manis, suet pudding (puding lemak) adalah jenis puding yang berisi daging sapi yang dibungkus adonan pai dari tepung terigu bercampur lemak domba atau lemak sapi.

Di Britania Raya, istilah pudding sering digunakan untuk hidangan penutup yang dibuat dari telur dan tepung, serta dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang.


sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Puding

https://beritagar.id/artikel/kuliner/kue-lapis-surabaya-yang-empuk-dan-lembut

https://id.wikipedia.org/wiki/Brownies

Komentar